Harian Masyarakat – YouTuber Indonesia Nessie Judge menuai kritik tajam dari publik Jepang dan Korea Selatan setelah video kolaborasinya dengan grup K-Pop NCT Dream menampilkan foto Junko Furuta, korban pembunuhan brutal di Jepang pada 1980-an.
Foto itu dijadikan dekorasi bertema Halloween, membuat warganet menilai Nessie tidak sensitif terhadap korban dan keluarganya. Nama Junko Furuta pun menjadi trending topic di X di Jepang dan Indonesia.
“Menampilkan wajah korban sebagai dekorasi sama saja melecehkan martabatnya,” tulis salah satu pengguna X dari Jepang.
Gelombang kritik juga muncul di forum Korea The Qoo, yang menyebut Nessie tidak menunjukkan empati dan tanggung jawab moral sebagai kreator global.
Menanggapi protes, Nessie Judge segera menghapus video dan menyampaikan permintaan maaf terbuka. “Apa yang kami pikir sebagai bentuk penghormatan ternyata benar dikoreksi sebagai tindakan yang tidak sopan dan tidak sensitif. Kami sangat menyesal,” tulisnya.
Sebelumnya, Nessie juga pernah dikritik warganet Jepang karena konten true crime yang dianggap kurang akurat dan tidak menghormati sumber asli.
Meski begitu, Nessie tetap menjadi salah satu YouTuber terbesar di Indonesia dengan lebih dari 11,5 juta subscriber dan pengaruh luas di Asia Tenggara.
Kasus ini menjadi pengingat bagi kreator konten agar lebih berhati-hati dan peka terhadap isu lintas budaya, terutama saat mengangkat kisah nyata korban kriminalitas.















